Jumat, 27 Oktober 2023

Anaka Menu Jualan


Dari awal buka usaha, memang aku sangat sering try and error berbagai resep. Hingga akhirnya aku memutuskan mendaftarkan sekitar 20 resep. 

Dari 20 resep ada sekitar 5 resep yang jadi idola. Yaitu donat isi coklat lumer, donat paha dino, roti sosis, pie susu dan juga pie brownies. 

Kegiatan sebagai ibu rumah tangga aku selingkuh dengan aktivitas wirausaha. Namun, karena anak masih kecil-kecil jadi fokusnya tetap pada anak dulu untuk saat ini. 

Buat aku pribadi baking adalah sarana untuk mengekspresikan selera. Hobby ngunyah dan baking adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Ketika aku selera pada satu jenis kue, aku pastikan akan mencobanya. 

Maka tak jarang aku beli alat dan bahan kue yang sedang aku ingin coba rasanya. Tentu ada kegagalannya pada saat mencoba resep baru, itu hal yang biasa. Tapi jangan pernah berhenti. 

Semoga saja suatu saat nanti ketika anak sudah mulai mandiri aku bisa mulai fokus terhadap usaha bakery dan kursus baking. 

Sabtu, 18 September 2021

Selaksa Cinta (Memaknai Cinta Sejati)

 

99,9% keyakinan aku akan menikah padanya akhirnya patah hanya karena kesalah fahaman. Rasanya hati ini hancur pecah berkeping-keping. Tidak banyak yang tau aku selemah dan semelow itu. Aku menangis sejadi-jadinya sejak aku tau dia sudah memutuskan hubungan yang tadinya aku sudah bermimpi menjadi permaisyuri hatinya.

Kisah cinta pertamamu yang kandas membuat aku sedikit trauma untuk mencintai orang dengan sepenuh hati. Takut akan kecewa untuk kedua kalinya membuat aku biasa aja untuk mencintai lagi.

Setelah gagalnya cinta pertama, aku merasakan mati rasa. Sempat beberapa orang singgah dihati dan semua berakhir tanpa berbekas seperti cinta pertamaku. Aku merasakan seperti ada yang salah dengan hatiku. Namun, karena kesibukanku aku tidak sempat merenungi apa yang terjadi pada hati kecilku.

Aku mengabaikan jeritan hatiku. Aku hanya fokus pada pernikahan karena usiaku sudah terus berlari hingga menuju kepala tiga. Setelah gagal beberapa kali dalam menemukan pasangan hidup, akhirnya aku menyerah. Aku minta bantuan kepada ustadz yang mengajarkan kami ilmu teologi untuk mencarikan aku calon pasangan hidup.

Tanpa proses panjang akhirnya aku menikah dengan laki-laki yang dikenalkan tersebut. M. Fadli namanya, saat ini beliau merupakan cinta terakhirku dalam mengarungi kehidupan. Awal bertemu dengannya aku sudah merasakan kenyamanan. Usianya yang hanya beda enam bulan menjadikan kami seperti sebaya.

Sahabatku sherly sempat memperingatkan aku agar aku berfikir dua kali  aku menikah dengannya. Alasannya karena suamiku anak tunggal, menurutnya anak tunggal akan sulit memilih istri dan ibunya. Karena bagaimanapun kondisinya ketika terjadi konflik isrti dan ibunya, seorang anak pasti akan memilih ibunya. Ibunya merupakan cinta pertamanya. Sedangkan istri merupakan orang lain yang hanya memasuki kehidupan di pertengahan jalan hidupnya.

Namun, karena faktor kejaran usia yang tidak mau berhenti walau sedetik aku tidak menghiraukan nasehat dari sahabatku sendiri. Dia bisa berkata seperti itu karena memang lebih dulu menikah dan saat itu sudah memiliki seorang anak dan kondisinya hampir bercerai dengan suaminya.

Singkat cerita aku menikah dengan suami yang telah memberikan aku dua orang putera. Yang pertama bernama Ali berusia 8y3m dan yang kedua Hasan berusia 9m. Jarak mereka memang sungguh jauh. Semua itu dikarenakan awalnya aku takut berbagi perhatian dengan adiknya nantinya.

Memasuki usia pertama pernikahan, aku mengalami culcure shock. Awalnya bapak sudah mengingatkan juga. "untuk apalah menikah dengan orang medan? Apa ga ada orang lagi di Aceh ini?" mendengar pertanyaan itu, aku mulai mencari-cari jawaban yang dapat diterima oleh bapak pada saat itu.

Aku pun lupa jawaban apa yang aku berikan pada waktu itu. Tapi yang pasti bapak paham dengan watak aku yang keras seperti baja. Setiap aku punya keinginann pasti akan aku usahakan sekuat tenaga meskipun ribuan rintangan yang menghalangi. Watak itu tidak hanya dipahami oleh keluargaku yang sering memanggil aku alias pikal. Tapi juga oleh sahabat-sahabatku dan juga orang yang pernah berinteraksi dengan aku.

Malah dikampus aku lumayan disegani dan sangat jarang laki-laki yang menaruh hati kepadaku. Alasannya salah satunya waktu pertama masuk kampus, sewaktu ospek aku sudah berani menunjukkan penolakan terhadap senior ketika aku ga terima dikerjain oleh mereka. Aku menangis sejadi-jadinya dan berniat melaporkan kepada dekan sikap sewenang-wenangan mereka.

Di HMI aku juga dapat lebel negatif dari para senior. Aku dikatakan ga ada akhlak. Dan, aku disebut-sebut bakal ga pernah punya suami. Ga ada yang berani mempersunting istri yang kerasnya seperti batu. Namun, suatu hari ketika kami duduk rapat instruktur, seorang instruktur bang Rudy namanya menghampiri saya. "Lia abang tau selama ini Lia keras semua itu merupakan self defense Lia kan" tanyanya. Aku diam saja tidak menjawab sepatah kata pun.

Aku, memang lumayan dekat denga beliau. Karena kami sama-sama instruktur dan pernah ditugaskan ke HMI cabang Tapaktuan untuk mendampinginya sebagai Master of Trainer (MoT). Ketika kami lagi diskusi tentang perkaderan, dia menyarankan aku untuk memilih diantara dua jabatan Sekum kohati atau instruktur. Aku mencoba menjelaskan aku tidak bisa melepas salah satu dari jabatan tersebut. Bagiku kedua jabatan tersebut tidak menyimpang.

Namun menurutnya itu tidak etis, karena merasa tersudutkan aku merasa sedih dan sakit hati. Aku langsung menangis sejadi-jadinya. Bahkan aku sempat mogok bicara dengannya. Sepulang dari Tapaktuan lagi tidak lagi bicara, bahkan ketika bertemu di Banda Aceh, aku sempat membuang muka ketika bertemu dengannya. Ternyata baru aku ketahui baru-baru ini, penyakit asma yang selama ini aku derita karena emosi kesedihan yang sering aku alami. Walaupun pemicunya debu, asap dan udara dingin.

Culcure shock terjadi bukan hanya ketika kita berkunjung ke negeri orang, namun juga ketika tinggal di keluarga orang lain. Sungguh, ketika awal pernikahan aku mengalami guncangan jiwa yang teramat dalam. Berbeda rumah berbeda pula kebijakan dan peraturan di dalamnya. Aku butuh waktu beberapa tahun untuk beradaptasi dan menyesuaikan diri terhadap karakter suami dan mertua.

Bersyukurnya aku menikah dengan anak tungggal sehingga aku tidak butuh tenaga ektra untuk menghadapi kakak ataupun adik ipar. Awal pernikahan aku terkejut bukan main ketika melihat suami berubah, banyak diam dan memandang dengan pandangan sinis. Bagiku itu sesuatu hal yang tidak dapat dimaklumi. Aku berusaha mengemukakan unek-unek dalam hatiku.

Alhamdulillah, ada sedikit perubahan. Ada kemajuan, namun masalah lain muncul lagi. Setiap hari seperti itu. Berbagai masalah silih berganti dalam rumah tangga yang membuat aku berfikir mungkin ketika aku menikah dengan cinta pertamaku aku tidak mengalami hal yang seperti ini. Mulailah aku bertanya pada Tuhan, kenapa hidupku seperti ini, dan tidak jarang aku menganggap Tuhan tidak baik padaku.

Puncak dari penderitaan psikologis aku terkena gerd dan anxiety. Kecemasan berlebihan hingga kadang tanganku bergetar dan jantung berdegup kencang. Pada suatu hari aku kena sariawan yang sangat parah, hingga tidak dapat menelan air. Aku berobat ke dokter ditemani suamiku. Dokter bilang aku kena tukak lambung. Aku mulai cari tau tentang ciri-ciri penyakitku. Dan baru aku ketahui itu ternyata bukan penyakit lambung biasa namun itu namanya gerd.

Awalnya aku selalu mengkonsumsi obat kunyah dari dokter. Hingga akhirnya aku beradu mulut dengan suami dan aku memutuskan untuk pulang ke Lhokseumawe. Dalam perjalanan aku berintropeksi diri. Hingga tiba di Lhokseumawe aku pun masih terus berkontemplasi. Aku berenung terhadap apa yang telah terjadi dalam hidupku

Setiba di Lhokseumawe, ternyata bapak sakit parah. Keesokan harinya langsung masuk rumah sakit Sakinah, namun karena peralatan medis tidak lengkap terpaksa dirujuk ke rumah sakit Zainal Abidin Banda Aceh. Kebetulan aku ada di Lhokseumawe, karena pada saat yang sama semua kakak dan adik-adikku tidak ada yang bisa menemani ibu dan nyaknek ke Banda Aceh.

Dalam ambulance aku tidak hanya memikirkan bapak, tapi juga membayangkan keluarga kecilku di Medan. Hatiku berkecambuk satu sisi disini aku bersama kedua orang tuaku yang sangat membutuhkanku. Sementara di Medan ada suami dan anakku yang pada saat itu baru berusia lima tahun. 

Selama di rumah sakit zainal Abidin aku banyak menyendiri, termenung, galau dan dalam kondisi bimbang. Kemana aku harus membawa mahligai rumah tangga yang menurutku pada waktu itu tidak harmonis lagi. Dalam kondisi kemelut aku memutuskan untuk ikut training PPA Healing. Aku berharap mendapat angin segar dan masalah keluarga kecilnya ada solusinya.

Sekembalinya ke kota Medan aku langsung mendaftarkan diri pada training yang sempat merogoh kocek tidak sedikit. Namun investasi 1.9 juta tersebut tidak sia-sia. Karena jika ada pasien aku bisa dapat sekitar 250 ribu untuk sekali terapi. Aku menyebutnya self healing. Atau lebih cocok healing dari hati ke hati.

Dengan perjalanan panjang ini aku menemukan banyak pencerahan. Aku mulai belajar tentang sudut pandang. Latarbelakang seseorang, baik itu pola asuh, luka batin, dan spiritual yang paling dalam hingga lintas agama. Aku mulai memahami perbedaan lintas gender, suku, ras, nasionalisme dan juga ideologi.

Aku semakin arif dan bijaksana dalam mengelola emosi. Walaupun watak dasar sulit untuk dirubah namun aku bisa sedikit lebih enjoy dalam menghadapi mulut-mulut netizen yang kadang menyakitkan telinga. Ya, aku bersyukur diusia hampir 40 tahun aku dapat pelajaran yang sangat berharga. Hingga akhirnya aku menuliskan kisah ini hanya ingin berbagi kisah bagi sahabat semua tentang sebuah arti cinta yang sesunggunya.

Saat ini sejak menjadi seorang healer, aku sering mendengar keluhan pasien yang kurang lebih masalahnya sama dengan diriku waktu itu. Aku bersyukur kepada Allah karena diberikan pelajaran hidup yang sangat berarti. Aku semakin tertantang untuk mempelajari ilmu psikologi, neuroscience, hypnosis dan juga ilmu lainnya yang terkait dengan kehidupan sehari-hari.

Sebenarnya aku sudah punya usaha Yulia Home Bakery, namun sejak kelahiran anak kedua aku ingin fokus dalam pengasuhan minimal hingga hasan berusia kurang lebih dua tahun. Aku tidak ingin hak dia mendapatkan asi terganggu dengan aktivitas usahaku.

Aku paham bahwa rezeki itu luas. Seorang hamba Allah yang dititipkan kepada keluarga kecil kami juga merupakan rezeki sama halnya dengan Yulia home bakery. Namun, dalam hidup kita memiliki prioritas dalam hidup. Mengasuh Hasan aku penuh dalam kesadaran, berbeda ketika aku mengasuh Ali pada saat aku belum punya ilmu yang saat ini aku pahami.

Rezeki, jodoh, pertemuan dan maut semua sudah tertulis sejak usia kita empat bulan di dalam perut ibu kita. Semoga tulisan ini dapat membuka mata hati kita terhadap apapun yang merupakan ketetapanNya yang harus kita terima dengan penuh kesadaran.

Lhokseumawe, 18 September 2021

------------------

Profile penulis

YULIA SAFITRI


Lahir di Lhokseumawe, 19 Juli 83 dari Pasangan Zulkifli Abbas (Golongan darah A) dan Hafsah Hamzah (golongan darah B). Saat ini tengah menjalankan usaha Yulia Home Bakery. Selain sebagai pengusaha bakery, penulis juga aktif sebagai tutor K Gen (kecerdasan genetika), yaitu tes personality berdasarkan tanggal lahir dan golongan darah. Golongan darah penulis adalah AB.

Penulis sempat berkuliah di jurusan matematika fakultas Mipa Universitas Syiah Kuala. Namun, setelah diketahui ternyata personality penulis Api eksternal. Dimana otak dominannya yaitu otak kanan sebelah bawah. Matematika sebenarnya tidak sesuai dengannya. Bidang yang sesuai dengannya adalah psikolog, diplomat dan juga penulis.

Hobby menulis sudah sejak lama dilakoni dari mulai aktif menulis diary. Dan ketika mendapatkan informasi ada peluang untuk menulis buku antologi langsung saja disambut dengan gembira.

Ini merupakan buku pertamanya dan sangat berharap bukan buku terakhir. Niat untuk menulis buku solo juga sangat besar, semoga aja ada kesempatan untuk menuliskan buku solo nantinya.

Saat ini penulis berdomisili ikut suami di Deli Serdang. Untuk menghubungi penulis bisa melalui:

Whatsapp : 081360042312

Facebook : Yulia Safitri

Instagram : Yulia Home Bakery

Youtube : www.youtube.com/c/yuliasafitri

Email : yuliasafitri190783@gmail.com 









Minggu, 05 September 2021

Kesehatan Mental

Seringkali kita tersulut emosi dengan masalah yang remeh-temeh. Namun jika dikaji ulang ternyata emosi tersebut bukan karena masalah remeh tersebut yang membuat kita marah, layaknya sebuah gunung es yang kita lihat hanya dipermukaannya saja.

Jika kita tilik kedalam lagi sungguh besar bongkahan nya begitu juga masalah emosi yang ada pada diri kita kita sering melihat orang stress depresi bahkan orang gila sekalipun ketika pada saat peristiwa itu terjadi. Coba sekali-kali kita kaji latar belakang sebab dari stres depresi dan kegilaan seseorang mungkin ada yang kurang tepat jika tidak dapat dikatakan salah.

Berdasarkan pengalaman pribadi masalah emosi muncul pada saat kejadian pemicunya Sebenarnya bukan kejadian tersebut, namun lebih ke masalah lelah jiwa. Lelah jiwa dapat disebabkan oleh lelah fisik namun selain lelah fisik beban psikologis merupakan faktor penting dari semua persoalan dari kesehatan mental .

Memori-memori masa lalu yang belum dihapus dengan cara yang benar menjadikan yang tadinya masalah sepele menjadi masalah besar yang kadang berefek pada nasib bahkan takdir seseorang. So, Buat kanu yang mau on health. Bersiaplah untuk melepas memori yang membuat hidup semakin kacau Adapun salah satu caranya bisa dengan self Healing.

Rabu, 25 November 2020

Capacity Building WUBI

 Acara Capacity WUBI dilaksanakan pada tanggal 25 hingga 27 November 2020 di Hotel JW Marriot Medan

Kamis, 26 Maret 2020

Ide Usaha Lontong Sayur

Wirausaha merupakan pilihan pekerjaan kaum milenial di era global sekarang ini. Meskipun pekerjaan sebagai birokrat, guru/dosen dan lainnya masih tetap ada. Semua itu dipengaruhi banyak hal diantaranya bahan bacaan, komunitas dan cara pandang hidup masing-masing kalangan milenial.

Untuk saya sendiri sebagai alumni mahasiswa Matematika tidak pernah punya keinginan menjadi ASN namun saya pernah menjadi dosen muda di kampus swasta di Banda Aceh, dan saat ini masih ada keinginan untuk melanjutkan kembali S2 yang sempat terhenti di tahun 2010 kemarin.

Namun, saat ini saya memilih usaha sebagai kegiatan saya sehari-hari. Usaha saya saat ini adalah Yulia Home Bakery yang telah mengantongi izin IUMK, PIRT dan sedang proses legalitas label Halal dari Kementrian Agama.

Selain menjalankan usaha saya juga sering membuat video berbagai ide usaha di channel Yulia Safitri. Nah pada kesempatan ini saya memberikan ide usaha lontong sayur untuk sarapan pagi ataupun momen lebaran bagi para ibu rumah tangga.

Ibu rumah tangga pasti tidak jauh-jauh dengan urusan belanja, masak dan apa salahnya kalau sekalian dijual. Masalah resep saat ini bukan masalah lagi cukup banyak resep berseliweran baik di media sosial seperti facebook, instagram, youtube juga bisa searching di youtube.

Hanya satu modal yang dibutuhkan kemauan dan juga kesabaran dalam terus mengasah skill memasak agar layak untuk dijual untuk khalayak ramai. Ilmu wirausaha juga saat ini tinggal klik sudah banyak tips dan how to untuk menjalankan aneka bisnis rumahan.
Ini merupakan video cara membuat lontong. Ternyata setelah dicoba membuat lontong sangat mudah. Saya berharap semakin banyak ibu rumah tangga yang mulai menjalankan usaha dari rumah sendiri. Selain sebagai aktualisasi diri kita juga makin dekat dengan keluarga terutama anak-anak


Selasa, 17 Maret 2020

Roti Kukus dan Roti Bakar


Belakangan ini sedang marak usaha rokupang yaitu singkatan dari roti kukus panggang. Sebagai seorang pembuat roti saya juga mencoba membuat roti kukus, dan cara pembuatan roti tersebut saya dokumentasikan dalam channel youtube saya.
Selain roti kukus saya juga mendokumentasi cara pembuatan roti bakar atau panggang. Kebetulan semua alat sudah tersedia di rumah, tinggal menyiapkan kamera dan kuota internet yang banyak berbagai konten youtube pun dapat dibuat. Semoga ini dapat menjadi inspirasi untuk ide usaha bagi yang ingin memulai usaha.


Sehari sebelum membuat video ini saya dempat membeli roti big john yang di jual di pelataran kantor pos Deli Tua. Dan saya juga meminta izin kepada penjual untuk saya ambil videonya untuk saya masukkan kedalam channel youtube saya. Bersyukur sipenjual pun mengizinkan saya mengambil video cara pembuatannya.




Semoga saya terus konsisten dalam membuat video dan tulisan dalam blog ini agar menginspirasi orang banyak dalam memulai usaha. Tentunya cara terbaik bagi pengurangan pengangguran adalah memberikan orang alat pancingan. Semakin banyak orang yang mempunyai usaha semakin banyak pergerakan ekonomi di negara kita.


Rabu, 11 Maret 2020

Domino Bread


Awal usaha tahun 2013 dimulai dengan menjual aneka jajanan pasar, seperti bakwan, pastel, risol dll. Dagangan dijual dengan cara titip diwarung sarapan pagi. Namun itu tidak berjalan lama, alasanya karena ingin mencoba peruntungan lewat jual online.

Tahun 2014 menjual Bitterballen, berjalan hanya satu tahun dengan segala permasalahannya. Tidak punya freezer besar, repeat order kurang karena tidak cocok dengan lidah orang sumatera dan tidak tahan kalau harus dikirim keluar kota.

Tahun 2015 beralih ke Roti sobek, brownis, dorayaki dan lainnya. Namun, yang paling banyak pemesanan adalah roti sobek. Pengiriman rutin ke Lhokseumawe hampir setiap minggu, hingga kami pindah ke Garu 2 masih sering membuat roti sobek.
Tahun 2016 kami pindah rumah priduksi di Namorambe. Pada saat itu saya memutuskan tidak mau lanjut usaha lagi, karena lokasinya jauh dari angkutan umum. Sehingga membatasi aktifitas saya dalam belanja dan mengantar orderan.

Karena mau menghabiskan bahan-bahan roti baik terigu, ragi dan coklat saya membuat donat untuk dibawa pada saat arisan keluarga. Hasilnya saya foto dan saya posting di media sosial. Donatnya beberapa saya bagikan pada tetangga. Tenyata banyak yang memesan donat isi coklat tersebut. Ada tetangga saya juga ada yang menjualkan kembali atau reseller. Orderan sangat banyak dan saya juga menggunakan jasa tetangga utk membantu saya pada waktu itu.

Tahun 2017 kami pindah lagi ke Marindal. Mertua memberi kami tempat yang di depan rumah untuk dijadikan dapur produksi. Pada tahun ini juga saya mulai membuka kursus baking baik online maupun offline. Saya sangat akfif mengajar, dan produksi donat juga sangat tinggi. Kami menggunakan fb ads sebagai media promosi. Kami mengerjakan orderan berdua saja dengan suami.

Tahun 2018 kami pun mengurus legalitas usaha baik IUMK dan P IRT. Di tahun ini saya juga ikut pelatihan Bakery di BBPLK Medan selama satu bulan. Benar-benar luar biasa lelahnya di tahun ini hingga akhirnya saya mengalami depresi berat karena pada tahun ini juga saya terbagi konsentrasi, Bapk saya sakit parah di Lhokseumawe. Dan saya pulang ke Lhokseumawe selama kurang lebih satu bulan, dan sempat menjaga bapak sewaktu dirujuk ke Banda Aceh selama satu minggu.

Tahun 2019 Ayah Bapak saya meninggal. Saya sudah kehilangan semangat untuk berjualan kue lagi. Kerena kemarin saya jual kue salah satunya agar saya bisa sering-sering pulang ke Lhokseumawe. Hingga akhirnya Agustus saya mendapatkan informasi WUBI 3 dan saya pun mendaftarkan diri. Saya sangat berkeinginan belajar wirausaha secara intensif karena sebagai amunisi saya mengajar. Selama ini saya mengajar baking dan saya juga ingin mengajarkan wirausaha kepada anggota baking saya selama ini. Dan Alhamdulillah saya terpilih.



Tahun 2020 saya kembali memasarkan roti sobek dengan nama Domino Bread. Inovasi dari tahun 2015 yang lalu. Semoga saja usaha ini semakin maju dan berkembang. Selain menjalankan usaha Yulia Home Bakery saya juga mengajar Baking dan Wirausaha. Selain itu saya juga aktig sebagai blogger dan youtuber.