Selasa, 03 Desember 2019

Ide Membuka buka Kursus us Baking ng

Ide membuka kursus baking

2008

Sebenarnya jauh sebelum ini saya sudah mulai kewirausahaan di HMI. Pada saat itu saya menjabat sebagai ketua Kohati HMI cabang Banda Aceh. Pasca tsunami banyak NGO yang memberikan aneka bantuan ke Aceh. Sebagian besar dana yang terkumpul di Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi (BRR)  pada zaman pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Pada saat itu saya membuat dua proposal yang pertama pelatihan Sistem Informasi Geografis (SIG)  dan yang kedua pelatihan Kewirausahaan Untuk Mahasiswa. Disinilah ide saya untuk pengembangan kapasitas perempuan dalam menciptakan kemandirian ekonomi sudah dimulai.
Pada ssat pelatihan wirausaha untuk mahasiswa saya bagi dalam dua sesi.

Pertama sesi soft skill tentang apa itu wirausaha, bagaimana cara memulai menjadi seorang wirausaha dan hal lainnya yang bersifat teori. Sesi kedua saya memberikan praktek baking atau hard skill. Setelah mendapatkan wawasan untuk menjadi seorang wirausaha langsung kita berikan ilmu praktis untuk langsung memulai usaha.

Sewaktu duduk dibangku kuliah saya pernah menjual susu kedelai bagi teman-teman di kampus namun karena sebagai anak kost mereka jarang ada uang, karena itu mereka sering mengutang. Karena saya tidak tega menagih hutang, jangankan uang susu kedelai yang hanya lima ribu, wadah tempat susu kedelai pun tidak dikembalikan. Pada saat itu saya berjualan menggunakan wadah tupperware yang bisa ditukar ulang, jadi saya tidak menggunakan plastik. Selain agar tidak berbahaya untuk kesehatan karena plastik tidak bagus untuk menyimpan susu kedelai yang dalam kondisi panas dan juga ingin menjaga lingkungan agar zero waste. Itu merupakan pelajaran yang sangat beharga buat saya.

Selain menjual susu kedelai saya juga pernah menjual kue snack box buat teman-teman yang sering membuat acara di kampus. Saya ingat sekali waktu itu saya menjual kue dengan modal lima puluh ribu. Setelah pembayaran omset kami pada saat itu seratus ribu rupiah, saya mengerjakan proyek snack box berdua teman saya yang pada saat itu merupakan sekretaris saya sewaktu di HMI Cabang Banda Aceh.

Uang seratus ribu rupiah itu langsung kami belanjakan, lima puluh ribu saya belikan baju dan sisanya lima puluh ribu lagi kami belikan bakso pada hari itu. Terakhir modal habis untungnya pun tak bersisa. Itulah pengalaman wirausaha saya sewaktu dibangku kuliah.

2015

Lama berselang dari 2013 saya memulai usaha kembali. Sekitar tahun 2015 saya kembali ingin mengajarkan kewirausahaan kembali. Pada saat itu saya sudah membuka usaha dorayaki. Dan saya ingin mengajarkan cara membuat dorayaki. Saya sudah posting di facebook namun tidak ada yang tertarik.

Oleh karena itu saya mengurungkan niat saya. Saya berfikir, kenapa orang tidak mau belajar baking saat itu dengan saya. Setelah saya instropeksi diri ternyata penjualan saya pada saat itu belum banyak yang repeat order. Maka orang masih banyak yang belum mengetahui rasa dorayaki yang saya buat. Hingga akhirnya saya tidak lagi menjual dorayaki.

2017

Masuk tahun 2016 saya mulai jual roti dan brownis. Alhamdulillah banyak yang repeat order dan ketika saya mencoba donat isi coklat lumer penjualan semakin rame dan semakin banyak yang repeat order. Saat disitulah saya mengalami kelelahan yang luar biasa dan sampai jatuh sakit. Dalam sakit itu saya merasa hidup saya tidak lagi.

Melihat orang banyak suka donat saya. Saya berfikir gimana kalau saya sudah mati nanti, kemana orang harus cari donat saya. Dan malam itu saya bertekad untuk membuka rahasia dapur saya. Awalnya saya memberikan secara gratis namun melihat orang yang menerima resep itu tidak ada penghargaan buat saya. Bukannya saya orang yang butuh dihargai paling tidak ada ucapan terima karena telah menginspirasi untuk bisa buka usaha.

Lalu saya memberikan tarif agar walaupun mereka tidak mengingat saya lagi setelah sukses mereka telah memberikan hak saya. Alhamdulillah banyak yang berminat untuk belajar baking dengan saya bukan hanya lewat kursus offline, online pun banyak yang bergabung. Ada yang dari jawa, kalimantan hingga Papua.

2018

Meskipun saya mengajarkan usaha buat orang lain saya tetap menjalankan usaha saya di tahun ini pula saya mulai mengurus izin baik dari desa yaitu Surat Keterangan Usaha (SKU)  dari desa,izin usaha mikro kecil (IUMK) dari kecamatan dan pengurusan industri rumah tangga (P IRT).

Dan saat ini dalam pengurusan sertifikat halal dan  pengurusan Merek Hak kekayaan Intelektual (HAKI). Saya berharap selain saya mengembangkan usaha orang lain agar sukses saya juga berusaha untuk membangun usaha secara profesional.

Selain untuk motif ekonomi yang dapat memberi keuntungan secara finansial dan pasif income di usia pensiun. Saya juga ingin memberikan role model kepada mereka yang belajar di kursus baking Yulia Home Bakery. Artinya saya tidak hanya secara teori dalam memberi wawasan wirausaha kepada mereka. Tapi secara rill yang dapat di duplikasi baik dalam segi operasional dan manegerial.

2019

Dan di tahun 2019 ini merupakan babak baru dalam saya membentuk usaha yang profesional. Karena ditahun ini saya dapat bergabung di WUBI wadah dimana para pengusaha berkumpul. Tentunya ada keberkahan dari anggota group Yulia Home Bakery yang selama ini saya share kaepda mereka. Secara usaha saya belum sebaik teman-teman lain yang tergabung di WUBI. Ini merupakan karunia dari Allah karena saya sudah membagikan sebagian ilmu saya buat lainnya. Dan Allah memnalasnya dengan memberikan saya ilmu yang lebih dahsyat lagi. Harapannya saya dapat kembali membagikan ilmu yang berharga ini buat lainnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar