Sabtu, 07 Desember 2019

Wirausaha Unggulan Bank Indonesia (WUBI)


Mengenal WUBI


Sebagai seorang pendatang dari negeri seberang Nanggroe Aceh Darussalam, Medan atau Sumatera Utara merupakan hal baru bagi seorang Istri yang ikut suaminya meninggalkan keluarga besar dan teman-teman. Tentu bukan hal yang mudah untuk dapat beradaptasi dan menemukan komunitas baru.

Semua butuh proses. Sejak tahun 2017 saya mengajar baking dari sana saya banyak mendapatkan informasi salah satunya komunitas yang akhirnya mempertemukan saya dengan WUBI.

Saat saya mengajarkan baking di rumah teman saya Dina pada saat di Lhokseumawe, dia memberikan informasi kalau ada komunitas Institute Ibu Profesional (IIP)  di Medan.

Wadah belajar bagaimana menjadi seorang ibu yang baik. Langsung setiba di Medan saya cari tau dan bergabung dengan komunitas tersebut. Dari IIP saya mengenal Marketplace Shoppe dan Rumah Kreatif BUMN (RKB) Telkom di Lubuk Pakam. Dari RKB pelan-pelan saya belajar bagaimana cara membuat izin IUMK hingga akhirnya saya bertemu Kak Devi DCrea yang mengenalkan saya dengan komunitas Deliserdang Mall langsung dengan Pak Gomgom.

Dari kak Devi juga saya banyak mengenal Wirausaha Unggulan Deli Serdang (WUDS). Dan saya berdoa pada saat mendengarkan cerita kak Devi untuk ikut belajar juga di WUDS pada saat itu.

Nah mulai darisitu saya mulai invite Coach Ade untuk cari tau kegiatan-kegiatan Coach. Saya juga sempat ke BI untuk belajar pada saat Ramadhan 2018, namun saya tidak berhasil masuk karena nama saya tidak terdaftar di daftar hadir. Pada saat itu saya membawa anak saya.

Walaupun saya tidak berhasil masuk kelas minimal saya sudah masuk Bank Indonesia, pikir saya naif. Pulang dari BI saya dapat kabar bapak saya sakit parah dan kami langsung pulang ke Lhokseumawe pada saat itu.

Dan April 2019 Bapak saya meninggal dunia. Kami pun pulang ke Lhokseumawe selama satu minggu, lalu sepulang dari Lhokseumawe saya mulai aktif buka channel youtube dan buat konten baking.

Pada saat itu saya tidak semangat lagi jualan kue, saya mau santai. Saya juga kursus jahit dan saya benar-benar mau putar haluan dari kuliner. Saya merasa bosan dan hilang arah sewaktu bapak saya meninggal dunia.

Hingga akhirnya saya membaca postingan coach Ade tentang recrutment WUBI. Saya juga sempat komen tentang bisnis plan. Saya belum punya, namun kata coach Ade pada saat itu daftar aja ntar bisnis plannya bisa nyusul. 

Terus terang saya langsung daftar sebelum izin ke suami. Setelah daftar baru saya kabari suami. Trus suami bilang, mana mungkin lulus karena bisnis saya belum sukses. Namun saya yakin, saya pasti bisa. Saya terus berdoa agar saya mendapatkan keselamatan untuk dapat belajar lagi tentang wirausaha.

Karena informasi yang saya dapatkan dari teman yang di Jakarta, harus merogoh kocek 30jutaan untuk ikut Mentoring bisnis seperti wubi selama tiga bulan di Jakarta di program OK OC pada saat itu.

Saya berenung sejenak mendengarkan informasi itu. Darimana saya dapatkan uang sebanyak itu. Langsung alam sadar saya meyakinkan, kalau di Jakarta ada di Medan juga pasti ada. Insya allah pasti ada jalannya. Saya meyakinkan diri saya pasti akan dapat forum belajar tersebut. 

Asessment WUBI

Waktu berjalan hingga saya mendapatkan email dari kak Hani kalau saya bisa ikut seleksi selanjutnya dengan mengikuti Asessment. Luar biasa senangnya saya pada saat itu. Ternyata Allah memberikan saya jalan dengan mudah walaupun sebenarnya saya belum pantas masuk WUBI.

Namun, Allah maha baik memberi saya kesempatan tersebut. Saya memberi tahu suami kalau saya bisa ikut asesment. Suami cuma diam saja, saya tidak tau pasti yang difikirkan suami. Cuma yang saya tahu saya pasti bisa, suami mengantarkan saya naik angkot sampai ujung jalan setelah kami mengprint bisnis plan di kak Hani wajibkan bawa bersama sample produk. 

Sesampai di gedung BI saya bertemu dengan beberapa orang yang sudah saya kenal sebelumnya. Coach Wahyu, kak Nuri, Kak Bebby, Ali, Eka, Mak Kido dan banyak lagi. Dan, saya tau juga kami merupakan gelombang kedua, karena sebelum hari kamis sudah ada juga yang ikut Asessment.

 Itu artinya sangat ramai yang ingin mengikuti acara WUBI batch III ini. Saya pasrah saja, yang penting sudah mencoba. Duduk di meja paling belakang di samping Ira Pismel. Kami sempat cerita tentang bisnis masing-masing. Kami pun cerita kalau izin kami cuma ada IUMK pada saat itu. Padahal yang diminta sampe halal MUI. Kami hanya pasrah dan ikuti jalannya proses Asessment hingga selesai.

Disana juga saya sempat diskusi dengan peserta lainnya yang pada saat Bootcamp tidak saya temui wajah-wajah mereka lagi. Padahal usaha mereka sudah keren. Saya tidak tau bahan pertimbangan apa yang membuat mereka tidak bisa bergabung di WUBI. Dan kami sempat kontak-kontakan untuk informasi Kedatangan para coach ke rumah kami masing-masing. Semua kami harap-harap cemas mendengarkan pengumuman dari coach.

Hingga akhirnya saya mendapatkan telpon dari coach Wahyudi. 
Sewaktu Asessment saya di wawancarai oleh coach Marioto. Padahal saya berharap di wawancarai oleh coach Ade, karena saya cuma kenal coach Ade dan sama sekali belum pernah ketemu dengan coach Marioto dan coach Wahyudi pada saat ini.

Dari penampilannya pun saya agak segan dengan coach Marioto. Waktu nama saya dipanggil coach Marioto saya sempat berdegup. "matilah kita" sergap saya dalam hati. Dan sampai di depan saya ambil sampel produk saya dan saya berikan bisnis plan saya.

Setelah berbicara produk, satu hal yang ditanyakan pada saya saat itu. "apa keunggulan produk anda dibanding donat Donita" tanyanya. Saya menjawab Donat Yulia Home Bakery dapat langsung dimakan walau baru keluar dari freezer. Bisa dikukus atau boleh juga di goreng kembali kalau mau lebih garing. 

Bisnis seperti apa yang kamu inginkan tanyanya. Saya ingin mempunyai pabrik makanan frozen yang dapat mengirimkan produknya hingga go Internasional. Saya pernah melihat industri seperti itu ada di Malaysia melui channel youtube, terang saya. Namun, saya tidak tau bagaimana cara mendapatkan lahan dan alat-alat yang super mahal itu, saya mulai pesimis menerangkan mimpi saya.

Kamu pasti bisa kalau minta dengan yang diatas kata coach menguatkan impian saya. Selain itu pertanyaan yang paling saya ingat adalah apa yang kamu inginkan kalau bisnis kamu sudah sukses lanjutnya. Saya ingin masyarakat Indonesia adil makmur, dengan menciptakan lapangan kerja lebih besar lagi.

Coach Marioto sempat terkejut mendengar tujuan saya. "kok seperti tujuan mahasiswa" ucapnya. "iya saya alumni HMI coach", saya menjelaskan." Ya, baiklah kamu berdoa saja biar dapat mengikuti Bootcamp" jelasnya. Kalaupun tidak berhasil kamu bisa belajar di Klinik UKM nantinya.

Bagaimana dengan suami apakah suami mengizinkan untuk mengikuti Bootcamp, tanya coach. Saya belum tau soal itu, kalau lewat saya akan coba minta izin dengan suami, jawab saya. Wawancara pun berakhir.

Dalam hal izin menginap di hotel selama beberapa hari sudah saya tanyakan dengan suami sebelumnya ketika dapat informasi dari kak Devi sewaktu di WUDS kemarin. Suami keberatan kalau saya meninggalkan rumah dan menginap do hotel. Iya, saya sudah pasrah dengan kondisi ini. Saya juga berusaha dan berharap yang terbaik dari Allah SWT. Apapun hasilnya sudah saya iklaskan. 


Visit location

Sepulang dari Asessment saya terus berdoa. Dalam doa saya saya cuma minta dapat diberikan kesempatan untuk dapat kesempatan bejajar dan mengajar. Kalaupun WUBI tidak saya dapatkan saya minta wadah yang lebih baik daripada WUBI. Dan Alhamdulillah Allah memberikan saya kesempatan untuk belajar lagi di WUBI.

Hari senin pagi saya dapat telp kalau coach Wahyudi dan tim BI mau ke rumah untuk cek lokasi. Alhamdulillah pagi itu saya langsung buat donat kebetulan ada yang pesan donat pah dino pada hari itu. Dan saya buat donat untuk di stok difrezzer hari itu.

Alhamdulillah abis dhuhur yang ditunggu pun akhirnya datang. 
Didapur mungkin kami coach Wahyudi, kak Hani dan bang Dani sudah memenuhi ruangan. Walau kecil dapur itu pemberian mertua saya kepada kami untuk dapat fokus berproduksi tanpa mengganggu rumah induk.

Banyak sekali yang ditanyakan coach Wahyudi. Yang saya ingat berapa aset yang anda miliki. Apa kelebihan atau keunggulan produk anda dibanding donat lain. Apa yang anda ketahui tentang Bank Indonesia. Apakah Bank Indonesia ada ribanya?. Dan terakhir bagaimana pembukuan usaha anda.

Waduh, rada keriting juga otak saya mendengar pertanyaan-pertanyaan dari coach Wahyudi. Lalu ditanya berapa tenaga kerja yang anda gunakan. Apa keluhan tetangga terhadap usaha dan limbah dari usaha anda. Nah, ketiika coach Wahyudi menyinggung masalah limbah saya lebih semangat menjelaskan limbah usaha saya daripada usaha donat saya sendiri.

Saya tunjukkan minyk jelantah sisa dari penggorengan donat dan kulit telur yang sudah saya cuci bersih dan saya simpan dalam plastik besar. Insya allah limbah ini akan saya buat jadi sabun coach jelas saya. Cuma saya belum dapat ide untuk limbah plastik untuk saat ini tambah saya. Dan akhirnya selesai kunjungan atau visit yang dilakukan coach Wahyudi dan tim BI.

 Saya deg-deg ser mendengar pernyataan kak Hani, ini dari 50 UKM yang kita visit hanya 30 UKM yang berhasil lolos untuk ikut Bootcamp. Jika kurang beruntung dapat mengikuti klinik UKM di BI, katanya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar