Minggu, 19 Januari 2020

Popcorn Brontak

Popcorn Brontak, dari namanya saja sudah sangat milineal. Wajar saja usaha ini dirintis seorang seoran anak muda yang bernama Miftah. Malah,saat ini memulai usaha ini diusia yang sangat belia 17 tahun, sungguh sangat muda bukan?

Seingat saya pada usia 17 tahun saya masih duduk dibangku sekolah yang masih sangat cupu dan belum mempunyai arah hidup yang jelas. Sanggat berbeda dengan Miftah yang diusia sangat muda, dia sudah settle dengan sebuah usaha yang saat ini omzetnya tidak dapat dikatakan muda seperti hal usianya.

Bila anda bertemu dengannya, mungkin anda tidak percaya. Ya, karena wajahnya lebih dewasa dari usianya. Saya sampai menanyakan beberapa kali "benar dek, usianya 17 tahun" tanya saya meyakinkan diri bahwa masih sangat muda.

Namun, dengan wajah ramahnya dia menjawab " kenapa kak, wajah Miftah ketuaan ya kak?" timpalnya sambil senyum-senyum sambil memegang dagunya. "iya" jawab saya polos. Melihat usahanya yang melejit saat ini saya menjadi penasaran, bagaimana bisa?

So, karena penasaran. Ketika forum boothcamp selesai, kami berkumpul dengan beberapa peserta lainnya. Saat itu saya lihat, jarum jam menunjukkan pukul 12 malam. Kami duduk di lobi hotel Grand Mutiara untuk membahas kunci kesiksesannya dalam menjalankan bisnis. Ada bebera hal yang dia ceritakan. Tepat pukul dua dini hari, karena mata saya tidak sanggup lagi maka saya undur diri untuk kembali ke kamar hotel.

Luar biasa, jika ingin digali ilmu dan pengalaman bisnis anak muda ini tidak dapat dikatan biasa. Namun, melihat latarbelakang pendidikan bisnisnya, wajar saja, dia adalah seorang alumni dari lembaga pendidikan Young Entrepreneur Academy Indonesia yang digawangi oleh Jaya Setiabudi di Kota Bandung yang telah banyak melahirkan pengusaha Milenial lainnya.

Sukses terus buat Miftah semoga dapat menjadi pengusaha sukses, dan terus berbagi ilmu bisnisnya. Jangan pernah takut berbagi ilmu, karena sesungguhnya dengan berbagi bukan bukan berarti kehilangan. Bahkan ilmu yang dibagikan tersebut akan kembali bersama teman-temannya yang lain. Semakin banyak yang dibagi semakin banyak pula dia mengajak teman-temannya sehingga kita akan semakin kaya dengan ilmu. Bukan saja dengan ilmu yang telah kita bagi, namun dengan ayah sebuah ilmu yaitu filsafat/ kebijaksaan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar